Tak kau hiraukan hembusan angin malam
Yang menusuk menembus tulangmu
Dunia seakan menutup mata buatmu
Pagi..siang..malam..bagimu hanya ada satu rasa
Serpihan-serpihan asa yang mulai kau susun
Dengan pelan tertatih...
Di mana ragamu yang telah termakan waktu
Namun secuil tekad mendorongmu untuk bertahan
Lantunan-lantunan doa yang tiada putusnya kau ucapkan..
Dengan kesabaran dan keikhlasan..
Keyakinan akan sebuah jawaban..
Sang Mentari kan memberimu secercah cahaya
Menghangatkanmu walau cuman sekejap..
Kau terjang kerasnya kehidupan..
Sampai kelak akan kau dapati arti dari nikmatnya kehidupan..
0 comments:
Post a Comment